Berbicara mengenai destinasi pariwisata yang ada di Malang, sebaiknya
kita melongok beragam peristiwa bersejarah yang terjadi d Malang
terlebih dahulu. Jauh sebelum ada propinsi Jawa Timur, Karesidenan
Malang merupakah wilayah pembagian administratif peninggalan
pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Wilayah karesidan Malang dulunya
mencakup :
Kondisi geografis Malang sendiri cukup unik dengan memiliki benteng alam di empat penjuru mata angin. Di sebelah timur terdapat Pegunungan Tengger dan Semeru dengan Bromo sebagai puncak tertingginya. Di sebelah selatan terdapat Pegunungan Kapur Selatan, dan dibaliknya membentang luas Samudra Hindia. Benteng Barat terdapat Gunung Kawi dan Gunung Kelud. Benteng Utara terdapat Gunung Arjuno, Welirang dan Anjasmoro.
Banyak sekali pendapat-pendapat mengenai sejarah atau asal usul nama Malang. Diantaranya mengacu pada prasasti Dinoyo atau sebuah prasasti Tiu berbahan tembaga yang ditemukan pada akhir tahun 1974 di area perkebunan Bantaran, Wlingi. Sebelah barat daya Malang.
Tonggak daerah Malang sendiri disimpulkan dari Kerajaan Kanjuruhan, Kerajaan tertua yang berada di wilayah Malang. Para ahli sejarah mengambil kesimpulan ini berdasarkan Prasasti Dinoyo yang merujuk pada era kerajaan Kanjuruhan. Setelah itu, muncul era keemasan kerajaan Singhasari pada sekitar tahun 1000-an Masehi. Pada era kehancuran kerajaan majapahit, tersebutlah seorang Patih yang melarikan diri ke Malang dan mendirikan kerajaan Hindhu terakhir yang disebut Kerajaan Sengguruh.
Setelah era kemerdekaan, area Malang dipersempit mejadi menjadi wilayah Kabupaten. Namun demikian, Kabupaten Malang merupakan sebuah Kabupaten dengan area terluas se-Indonesia. Saat itu kota Batu dan Kota Malang masih menjadi satu di bawah pemerintahan kabupaten Malang. Pada perkembangannya, sekarang ada Kabupaten Malang, Kota Malang dan akhirnya kota Batu turut pula melepaskan diri dari Kabupaten Malang dan memiliki struktur pemerintahan otonomi sendiri.
Bahasa khas atau bahasa gaul orang Malang adalah bahasa walikan. Misalnya saja Bakso jadi oskab. Kamu jadi Umak. Saya jadi Ayas, dan lain sebagainya. Awal mula muncul bahasa ini diprediksi pada era penjajahan Belanda sampai masa proklamasi kemerdekaan. Awalnya bahasa ini digunakan sebagai sandi rahasia. Akan tetapi, bahasa ini terus berkembang menjadi bahasa gaul atau bahasa khas wong Malang.
“Sing jelas ayas biyen kera ngalam, asline kelahiran utab. Lek umak uklam uklam nang ngalam, ojo lali melipir nang utab.”
- Kota Malang
- Kabupaten Malang
- Kota Batu
- Kabupaten Pasuruan
- Kota Pasuruan
- Kabupaten Probolinggo
- Kota Probolinggo
- Kabupaten Lumajang
Kondisi geografis Malang sendiri cukup unik dengan memiliki benteng alam di empat penjuru mata angin. Di sebelah timur terdapat Pegunungan Tengger dan Semeru dengan Bromo sebagai puncak tertingginya. Di sebelah selatan terdapat Pegunungan Kapur Selatan, dan dibaliknya membentang luas Samudra Hindia. Benteng Barat terdapat Gunung Kawi dan Gunung Kelud. Benteng Utara terdapat Gunung Arjuno, Welirang dan Anjasmoro.
Banyak sekali pendapat-pendapat mengenai sejarah atau asal usul nama Malang. Diantaranya mengacu pada prasasti Dinoyo atau sebuah prasasti Tiu berbahan tembaga yang ditemukan pada akhir tahun 1974 di area perkebunan Bantaran, Wlingi. Sebelah barat daya Malang.
Tonggak daerah Malang sendiri disimpulkan dari Kerajaan Kanjuruhan, Kerajaan tertua yang berada di wilayah Malang. Para ahli sejarah mengambil kesimpulan ini berdasarkan Prasasti Dinoyo yang merujuk pada era kerajaan Kanjuruhan. Setelah itu, muncul era keemasan kerajaan Singhasari pada sekitar tahun 1000-an Masehi. Pada era kehancuran kerajaan majapahit, tersebutlah seorang Patih yang melarikan diri ke Malang dan mendirikan kerajaan Hindhu terakhir yang disebut Kerajaan Sengguruh.
Setelah era kemerdekaan, area Malang dipersempit mejadi menjadi wilayah Kabupaten. Namun demikian, Kabupaten Malang merupakan sebuah Kabupaten dengan area terluas se-Indonesia. Saat itu kota Batu dan Kota Malang masih menjadi satu di bawah pemerintahan kabupaten Malang. Pada perkembangannya, sekarang ada Kabupaten Malang, Kota Malang dan akhirnya kota Batu turut pula melepaskan diri dari Kabupaten Malang dan memiliki struktur pemerintahan otonomi sendiri.
Bahasa khas atau bahasa gaul orang Malang adalah bahasa walikan. Misalnya saja Bakso jadi oskab. Kamu jadi Umak. Saya jadi Ayas, dan lain sebagainya. Awal mula muncul bahasa ini diprediksi pada era penjajahan Belanda sampai masa proklamasi kemerdekaan. Awalnya bahasa ini digunakan sebagai sandi rahasia. Akan tetapi, bahasa ini terus berkembang menjadi bahasa gaul atau bahasa khas wong Malang.
“Sing jelas ayas biyen kera ngalam, asline kelahiran utab. Lek umak uklam uklam nang ngalam, ojo lali melipir nang utab.”
No comments:
Post a Comment